Sabtu, 17 Februari 2018

CITIZENSHIP EDUCATION IN CHINA

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Mengamati serta mengkaji tentang perkembangan Civics Education di berbagai negara memang menjadi salah satu hal yang menarik. Selain dapat mengenal dan memahami karakter dan profil negara-negara yang ada di dunia, kita pun disajikan berbagai macam pengetahuan terkait dengan bagaimana sistem pendidikan yang diterapkan di masing-masing negara tersebut. Terlebih lagi menambah wawasan kita terkait bagaimana perkembangan serta penerapan Civics Education dalam sistem pendidikan di negara lain.
Dalam kajian ini, saya memilih negara China atau Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai tempat dimana Civics Education itu diimplementasikan. Jika dilihat dari kacamata sejarah Republik Rakyat Tiongkok disingkat RRT (Zhonghua Renmim Gongheguo) atau Tiongkok adalah sebuah negara yang terletak di wilayah Asia Timur yang beribu kota di Beijing. RRT juga disebut dengan Republik Rakyat Tiongkok atau RRC sejak 28 Juni 1967 hingga 14 Maret 2014. Negara ini memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia sekitar 1,35 Milyar jiwa dan memiliki luas wilayah 9,69 juta kilometer persegi, yang menjadikan Tiongkok sebagai negara terbesar ke empat di dunia.
Sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,35 milyar jiwa, yang penduduknya mayoritas bangsa Tionghoa. Tiongkok daratan merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan dibawah pemerintahan RRT dan tidak termasuk kawasan administrasi khusus Hong Kong dan Makau, sementara Republik Tiongkok mengacu pada entitas lain yang dulu pernah menguasai Tiongkok sejak tahun 1912 hingga kekalahannya pada perang saudara Tiongkok.
Saat ini Republik Tiongkok hanya menguasai pulau Taiwan yang beribu kota di Taipei, oleh karena itu lazim disebut Tionghoa Taipei. RRT mengklaim wilayah Republik Tiongkok namun tidak memerintahnya, sedangkan Republik Tiongkok mengklaim terhadap seluruh Tiongkok Daratan yang saat ini dikuasai RRT.
Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah, lalu bagaimana Civics Education yang diterapkan oleh negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tersebut. Dikaitkan juga dengan berbagai macam ciri khas yang menjadi keunikan RRT, baik dalam aspek sistem pendidikan, kurikulum, sistem persekolahan bahakn sistem politik dan pemerintahannya. Selengkapnya informasi seputar Civics Education di China akan dibahas dalam subtansi makalah ini. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi sebagai pembanding dengan penerapan Civics Education di negara lainnya.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang disusun dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana Profil negara China?
2.      Bagaimana sistem pendidikan di China?
3.      Bagaimana Civics Education di China?

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui Profil negara China
2.      Mengetahui bagaimana sistem pendidikan di China
3.      Mengetahui Bagaiaman Civics Education di China

D.      Manfaat Penulisan
Penyususnan makalah ini sangat diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna untuk memberikan pengetahuan tentang bagaiamana pelaksanaan Civics Education di China. Adapun secara praktis makalah ini diharapakan dapat menjadi sumber pengetahuan dan informasi baik bagi penulis maupun bagi pembaca terkait dengan substansi yang diteliti.



BAB II
ISI
A.      Profil Negara China
Republik Rakyat Tiongkok
华人民共和国
Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó
(Mandarin)
ᠪᠦᠭᠦᠳᠡ
ᠨᠠᠶᠢᠷᠠᠮᠳᠠᠬᠤ
ᠳᠤᠮᠳᠠᠳᠤ
ᠠᠷᠠᠳ ᠤᠯᠤᠰ

Bügüde nayiramdaqu dumdadu arad ulus
(Mongol)
ཀྲུང་ཧྭ་མི་དམངས་སྤྱི་མཐུན་རྒྱལ་ཁབ
Zhunghua Mimang Jitun Gyalkab
(Tibet)
جۇڭخۇا خەلق جۇمھۇرىيىت
Jungxua Xelq Jumhuriyiti
(Uighur)
Cunghvaz Yinzminz Gunghozgoz
(Zhuang)
Motto
 - 
 - 
全国人民代表大会
Quánguó Rénmín Dàibiǎo Dàhuì
 - 
Dinasti Xia didirikan
2100 SM 
 - 
Penyatuan Tiongkok oleh Dinasti Qin
221 SM 
 - 
1 Januari 1912 
 - 
1 Oktober 1949 
 - 
Total
9.596.961 km2 (3)
 - 
1,4
 - 
Perkiraan 2015
1.372.820.000 (1)
 - 
142,4/km2 (84)
PDB (KKB)
Perkiraan 2015
 - 
Total
$18.976 triliun[1] (1)
 - 
$13.801[1] (88)
PDB (nominal)
Perkiraan 2015
 - 
Total
$11.212 triliun[1] (2)
 - 
$8.154[1] (74)
Gini (2010)
42,1 (sedang)[2]
IPM (2013)
0,719 (tinggi) (91)
Yuan (¥) (CNY)
Kanan

Republik Rakyat Tiongkok disingkat RRT (Zhonghua Renmim Gongheguo) atau Tiongkok adalah sebuah negara yang terletak di wilayah Asia Timur yang beribu kota di Beijing. RRT juga disebut dengan Republik Rakyat Tiongkok atau RRC sejak 28 Juni 1967 hingga 14 Maret 2014. Negara ini memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia sekitar 1,35 Milyar jiwa dan memiliki luas wilayah 9,69 juta kilometer persegi, yang menjadikan Tiongkok sebagai negara terbesar ke empat di dunia.
Sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,35 milyar jiwa, yang penduduknya mayoritas bangsa Tionghoa. Tiongkok daratan merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan dibawah pemerintahan RRT dan tidak termasuk kawasan administrasi khusus Hong Kong dan Makau, sementara Republik Tiongkok mengacu pada entitas lain yang dulu pernah menguasai Tiongkok sejak tahun 1912 hingga kekalahannya pada perang saudara Tiongkok.
Saat ini Republik Tiongkok hanya menguasai pulau Taiwan yang beribu kota di Taipei, oleh karena itu lazim disebut Tionghoa Taipei. RRT mengklaim wilayah Republik Tiongkok namun tidak memerintahnya, sedangkan Republik Tiongkok mengklaim terhadap seluruh Tiongkok Daratan yang saat ini dikuasai RRT.
Tiongkok memiliki ekonomi paling besar dan paling kompleks di dunia selama lebih dari dua ribu tahun, beserta dengan beberapa masa kejayaan dan kejatuhan. Sejak diperkenalkannya reformasi ekonomi tahun 1978, Tiongkok menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Per 2013, negara ini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia berdasarkan total nominal GDP dan PPP, serta menjadi eksportir dan importir terbesar di dunia. Tiongkok adalah negara yang memiliki senjata nuklir dan memiliki tentara aktif terbesar dunia, dengan belanja militer terbesar kedua dunia. RRT menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1971, di mana ia menggantikan Republik Tiongkok sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Tiongkok juga menjadi anggota berbagai macam organisasi lain seperti WTO, APEC, BRICS, Shanghai Cooperation Organization, BCIM dan G-20. Tiongkok adalah kekuatan besar di Asia, dan menjadi superpower yang potensial menurut beberapa pengamat.
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Tiongkok antara Partai Komunis Tiongkok dan Partai Nasionalis Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Tiongkok Daratan dan Kuomintang mengundurkan diri ke pulau Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Tiongkok dan mendirikan sebuah negara komunis, namun tidak mencoba untuk menguasai pulau Taiwan.
Para pendukung kebijakan Maoisme mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Tiongkok dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan penting dalam mempercepat perkembangan Tiongkok dan menjernihkan kebudayaan mereka. Pihak pendukung juga ragu terhadap statistik dan kesaksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao. Mereka mengatakan bahwa kelaparan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan jumlah kematian akibat kelaparan tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek (1928-1949).
Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Tiongkok. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.
Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawan-lawannya sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Tiongkok. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.
Menurut definisi resminya, RRT merupakan suatu negara komunis karena ia memang merupakan negara komunis pada abad ke-20 yang lalu. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya lagi sebagai negara komunis. Tiada definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan negara ini, karena strukturnya tidak dikenal pasti. Salah satu sebab masalah ini ada adalah karena sejarahnya, Negara Tiongkok merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Konfusianisme. Setelah era monarki berakhir pada tahun 1911, Tiongkok diperintah secara otokratis oleh Partai Nasionalis Kuomintang dan beberapa panglima perang. Kemudian setelah 1949 pemerintahan dilanjutkan oleh Partai Komunis Tiongkok.
Pemerintah RRT sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Ia juga dilihat sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang, negara Tiongkok semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara yang demokratis, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.
Pemerintah RRT dikawal oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan pemimpin negara dipilih langsung oleh Partai melalui Kongres. Walaupun terdapat sedikit-banyak gerakan ke arah liberalisasi, seperti pemilihan umum yang sekarang diadakan di tingkat desa dan sebagian badan perwakilan, partai ini terus memiliki mengawasi, terutama atas pemilihan jabatan-jabatan pemerintahan. Walaupun negara menggunakan cara otokratis untuk mengusir elemen-elemen penentangan terhadap pemerintahannya, pada masa yang sama pemerintah juga mencoba mengurangi penentangan dengan memajukan ekonomi, membenarkan tunjuk perasaan pribadi, dan melayani para penentang yang dianggap tidak berbahaya terhadap pemerintah secara lebih adil.
Penyaringan terhadap dakwah-dakwah politik juga rutin, dan RRT secara tegas menghapuskan protes atau organisasi apa pun yang dianggapnya berbahaya terhadap pemerintahannya, seperti yang terjadi di Demonstrasi Tiananmen pada tahun 1989. Akan tetapi, media republik rakyat ini semakin aktif menyiarkan masalah sosial dan menghebohkan gejala 'penyogokan' di peringkat bawahan pemerintahan. RRT juga begitu berhasil menghalangi gerakan informasi, dan ada masanya mereka terpaksa mengganti polisi mereka sebagai tindakan balas terhadap protes rakyat. Walaupun penentangan berstruktur terhadap PKT tidak dibenarkan sama sekali, demonstrasi rakyat semakin lama semakin kerap dan dibiarkan.
Popularitas Partai di kalangan rakyat sukar diukur, karena tiada pemilu di tingkat nasional, dan apabila orang Tiongkok ditanya secara sendirinya pula, ada sebagian yang menyokong dan ada pula yang membangkang, namun sebagian besar menolak mengomentari masalah politik. Secara umum, banyak dari mereka yang suka akan peranan pemerintahan mengabadikan stabilitas, yang membolehkan ekonomi maju tanpa masalah apa pun. Antara masalah-masalah politik yang utama di Tiongkok adalah kesenjangan sosial di antara kaya dan miskin dan gejala suap yang berlaku karena biokrasi pemerintahan.
Terdapat juga partai politik yang lain di RRT, walaupun mereka hanya sekadar sub-partai atau partai yang rapat dengan PKT. PKT mengadakan dialog dengan mereka melalui suatu badan perhubungan khusus, yang dinamai Dewan Perhubungan Cadangan Rakyat Tiongkok yang dipertimbangkan RRT. Cara ini lebih disukai pemerintahan dibandingkan pemilu. Kendati begitu, partai ini secara totalnya tidak memberi kesan apa pun terhadap polisi dan dasar-dasar kerajaan. Fungsi badan perhubungan khusus ini lebih kepada mata luaran CPP, walaupun terdapat pengawai badan ini di semua tingkat pemerintahan.
Selain itu, Tiongkok terlibat dalam beberapa pertentangan wilayah lainnya:
B.       Sistem Pendidikan di China
Dalam sepuluh tahun terakhir ini, China mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang, termasuk dalam bidang Pendidikan. Banyak warga asing menuntut ilmu di China, termasuk warga Indonesia. Hal ini dikarenakan tidak hanya sistem pendidikan di China yang sudah baik, tapi juga dari biaya yang cukup murah dibandingkan dengan negara lain seperti: Amerika, Inggris, Singapura.
Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Ling Langing (mantan Wakil PM China), berjudul Education for 1.3 Biliion (Pearson Education and China : Foreign Language Teaching & Research Press, 2005), China menjalankan reformasi pendidikan, reformasi tersebut menyatakan bahayanya sistem pendidikan yang terlalu menekankan hapalan, drilling, cara mengajar yang kaku dan sistem pendidikan yang hanya berorientasi untuk lulus ujian. Ia juga terinspirasi pemikiran Howard Gardner tentang mulitiple intelligences dan antusias untuk menerapkannya dalam sistem pendidikan di China. Inilah penyebab uatama kemajuan pesat dunia pendidikan di China.   

     A.  Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan di China dengan di Indonesia tidak jauh berbeda. Dimana ada tingkat sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi. China mengadakan pendidikan gratis selama 9 tahun  inilah yang membuat jangkauan pendidikan di cina tidak hanya milik warga kelas atas melainkan seluruh warga China karena dari kecil sudah ditanamkan pendidikan dalam diri mereka.
1.      Pra Pendidikan Dasar
Anak-anak di China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selam 3 tahun. Sama halnya dengan Indonesia terdapat PAUD, dan TK namun waktunya tidak ditentukan.
2.      Pendidikan Dasar
Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar di China berlangsung selama 6 tahun dengan mata pelajaran utama Bhasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains, dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.
Sekolah dasar di China hampir sama dengan di Indonesia yaitu berlangsung 6 tahun, namun terletak perbedaan pada pelajarannya. Menurut saya pelajaran di China lebih rumit untuk anak usia 6-12 tahun, biasanya di Indonesia mata kuliah seperti geografi, sejarah, dan politik dasar diajarkan pada sekolah menengah.
3.      Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian yaitu pendidikan menengah akademis dan pendidikan menengah kejuruan/khusus/teknik. Sekolah menengah akademis dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3 tahun. Di Sekolah Menengah Senior, murid-murid memilih untuk mengikuti kelas sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan ke dalam kurikulum.
Sekolah kejuruan memiliki program antara 2 sampai 4 tahun dan memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian, manajerial, ketenagakerjaan dan teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk melatih siswanya. Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terlatih. Hal ini  juga ada  di Indonesia yaitu : SMP, SMA, dan SMK.
4.       Pendidikan Tinggi
Apapun jenis pendidikan tingginya siswa di China  harus lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional seperti SNMPTN yang berlangsung pada bulan Juli dan diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh hasil tes.
Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan college di China tetapi tingkatan dan kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya Beijing University dan Shanghai’s University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana.
B. Sistem Pembelajaran
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa China tidak melakukan konsep belajar menghafal, cara mengajar yang kaku yang hanya bertujuan untuk lulus ujian saja. Melainkan sistem pendekatan atau sistem pembelajaran di China menekankan pada penguasaan materi, konsep, dan penguasaan keterampilan bagi para siswanya dengan cara siswa diajarkan dan diarahkan untuk memahami dan mengalami suatu hal yang sedang dipelajarinya. Dengan pendekatan pembelajaran seperti ini siswa lebih dapat dengan mudah mencerna pelajaran dan pemahaman yang telah didapatnya dapat terinternalisasi sepenuhnya dalam diri. Selain itu sarana dan pra sarana sekolah di China sangat mendukung proses pembelajaran. Sistem pembelajaran ini sangat baik untuk diterapkan hanya saja di Indonesia sendiri sarananya kurang mendukung, contohnya dalam laboratorium saja banyak terdapat mikroskop yang rusak, hal ini sangat menganggu proses pembelajaran di laboratorium.
C.    Tenaga Pengajar
Sistem pendidikan China lebih terbuka. Guru dikelompokan berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif, mulai dari guru berkompeten sampai guru yang tidak qualified.
Pada tahun 1990, China memiliki 13,45 juta tenaga pengajar dengan perincian 5,58 juta guru SD; 3,63 juta guru-guru Sekolah Menengah; dan 394.500 adalah guru di Perguruan Tinggi regular. Adapun standar untuk menjadi guru di Cina adalah melalui pendidikan dalam jabatan (inservice training) yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dengan biaya pendidikan sepenuhnya ditanggung oleh negara.
China sangat menempatkan guru sebagai prioritas dalam sistem pendidikan mereka. Selama lebih dari 100 tahun, pendidikan guru secara sistematis telah dilakukan di China dan telah berkontribusi pada terciptanya korps guru di negeri itu. Pendidikan guru di China saat ini menekankan pada perubahan pemikiran tentang pendidikan, konsep, materi dan metode pembelajaran, terutama moralitas guru. Semuanya dilakukan sebagai jawaban atas permintaan akan pentingnya mudernisasi pendidikan, orientasi global, dan masa depan.
Reformasi pendidikan dan kebutuhan realitas global mendorong pemerintah China untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas guru-guru baru. Pemerintah China menyediakan pendidikan yang berkesinambungan untuk meningkatkan pelayanan guru-guru sekolah, melakukan pemerataan guru hingga ke daerah-daerah terpencil, dan mendorong berkembangnya institusi pelatihan guru. Semua dilakukan sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memajukan pendidikan di China.
Dengan kata lain, China sangat mementingkan dan memperhatikan profesi guru sehingga nantinya akan menghasilkan guru yang berkompeten , berbeda sekali dengan di Indonesia, nasib guru di Indonesia, nasib guru di Indonesia terlebih-lebih di daerah terpencil sangat menyedihkan diabaikan, bagaimana mungkin menjadikan guru yang kompoten? Bahkan saat ini banyak orang yang tidak ingin menjadi guru.
D.    Kurikulum
Reformasi yang dilakukan China di dunia pendidikan secara langsung menguah kurikulum sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa, kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar berkembang optimal. di China tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu berat, orientasi hapalan dan drilling, yang kesemuanya dapat membebani siswa baik secara fisik, mental maupun kejiwaan. Sistem sekolah di China mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa disamping menekuni bidang seni budaya.
Sistem penilaian di China juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah Dasar dan Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan, ujian akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP terbatas pada mata pelajaran Bahasa China dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA pelaksanaannya digabungkan dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk Perguruan Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu science dan ilmu sosial.
Pendidikan di china menggunakan system kredit dan dapat melanjutkan ke jenjang selanjutnya apabila telah memenuhi angka kredit sedangkan di Indonesia, hal tersebut dilaksanakan pada jenjang perguruan tinggi.
Tingkatan Pendidikan di China terdapat Pendidikan khusus. Sedangkan di Indonesia tidak ada tingkatan pendidikan khusus. Muatan dari materi kimia yang diajarkan lebih menekankan pada aplikasi dan lingkungan. Sedangkan di Indonesia aplikasi dan lingkungan tidak begitu diutamakan.
Perbedaan yang lain terletak pada pemahaman mata pelajaran dan praktiknya, China lebih menekankan praktiknya. Sedangkan kita ketahui bersama bahwa pendidikan di Indonesia lebih menekankan konsep. Di China terdapat beberapa lembaga atau sistem penjamin mutu program China, lembaga tersebut termasuk lembaga-lembaga besar.
E.     Tanggung Jawab Dari Departemen Pendidikan China
Tanggung jawab Departemen Pendidikan harus meliputi:
1.      Untuk menyusun strategi, kebijakan dan rencana untuk reformasi pendidikan dan pengembangan; dan untuk menyusun aturan dan peraturan yang relevan, dan mengawasi pelaksanaannya.
2.      Untuk mengambil alih keseluruhan perencanaan, koordinasi dan pengelolaan semua bentuk pendidikan di berbagai tingkatan; merumuskan, bekerja sama dengan departemen terkait, standar untuk pengaturan-up sekolah dari semua jenis di berbagai tingkat; untuk memandu reformasi metode pendidikan dan pengajaran; dan untuk memimpin statistik, analisis, dan pelepasan informasi pendidikan dasar.
3.      Untuk mempromosikan serba pengembangan pendidikan wajib dan pendidikan yang adil; untuk memimpin makro-bimbingan dan koordinasi wajib belajar; dan untuk mengarahkan pendidikan reguler sekolah menengah, pendidikan pra-sekolah, dan pendidikan khusus.
Untuk meletakkan persyaratan dan dokumen dasar untuk mengajar di pendidikan dasar; untuk mengatur pemeriksaan dan persetujuan dari materi kursus bersatu untuk pendidikan dasar; dan untuk melanjutkan pendidikan berkualitas yang berorientasi dengan cara yang serba.
4.      Untuk memberikan bimbingan untuk pengawasan pendidikan nasional, mengatur dan mengarahkan pemeriksaan dan evaluasi pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun dan kampanye literasi di kalangan muda dan setengah baya, dan untuk memantau kualitas dan tingkat pengembangan pendidikan dasar.
5.      Untuk memberikan bimbingan untuk pengembangan dan reformasi pendidikan kejuruan kerja yang berorientasi; untuk merumuskan katalog kurikulum untuk pendidikan menengah kejuruan, dokumen untuk bimbingan pengajaran, dan standar penilaian mengajar; untuk meningkatkan kompilasi bahan ajar untuk pendidikan menengah kejuruan dan untuk meningkatkan konseling kerja.
6.      Untuk mengarahkan pembangunan dan reformasi pendidikan tinggi, dan lebih memperdalam reformasi sistem administrasi perguruan tinggi di bawah afiliasi langsung dari Kementerian Pendidikan.
Untuk merumuskan katalog kurikulum dan dokumen untuk bimbingan mengajar; untuk memeriksa dan memverifikasi, bekerja sama dengan departemen terkait, pendirian, mengubah nama, penghapusan dan penyesuaian lembaga pendidikan tinggi; untuk melakukan implementasi dan koordinasi Proyek 211 dan Project 985; untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan semua bentuk pendidikan tinggi dan pendidikan berkelanjutan; dan untuk memberikan bimbingan bagi peningkatan penilaian pendidikan yang lebih tinggi.
7.      Untuk mengambil alih pengelolaan keseluruhan dana pendidikan di bawah yurisdiksi Kementerian ini, mengambil bagian dalam merumuskan kebijakan untuk meningkatkan dan alokasi dana pendidikan, dan investasi modal dalam pembangunan untuk tujuan pendidikan, dan untuk mempersiapkan statistik dari dana untuk pendidikan di seluruh negeri.
8.      Untuk merencanakan dan mengarahkan pekerjaan pendidikan bagi kelompok etnis minoritas, dan untuk mengkoordinasikan bantuan pendidikan kepada kelompok etnis minoritas dan daerah etnis minoritas.
9.      Untuk mengarahkan pekerjaan ideologi dan politik pendidikan, moral, fisik, kesehatan, seni, dan pendidikan pertahanan nasional di semua jenis sekolah di berbagai tingkatan; dan untuk mengarahkan pembangunan Partai di lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
10.  Untuk mengelola pekerjaan guru; untuk merumuskan dan mengawasi pelaksanaan standar untuk kualifikasi bagi guru dari berbagai jenis dan di berbagai tingkatan bersama-sama bekerja sama dengan departemen terkait; dan untuk mengarahkan pelatihan orang untuk sistem pendidikan.
11.  Untuk mengelola ujian masuk untuk kredensial akademik untuk pendidikan tinggi dan administrasi catatan status pendaftaran siswa; untuk membuat rencana perekrutan untuk pendidikan tinggi bekerja sama dengan departemen terkait; untuk mengambil bagian dalam menyusun kebijakan lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi dan universitas; dan untuk mengarahkan perguruan tinggi reguler dan universitas dalam pekerjaan mereka untuk memfasilitasi berburu pekerjaan lulusan dan awal bisnis mereka sendiri.
12.  Untuk merencanakan dan memandu penelitian oleh lembaga pendidikan tinggi dalam ilmu alam, filsafat dan ilmu-ilmu sosial; untuk mengkoordinasikan dan membimbing lembaga pendidikan tinggi untuk mengambil bagian dalam pengembangan sistem inovasi nasional, dan melaksanakan proyek-proyek kunci Negara dan program untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; untuk memandu pembangunan dan pengembangan inovasi ilmiah dan teknologi dari lembaga pendidikan tinggi; untuk mengarahkan informatisation pendidikan dan mempromosikan integrasi produksi, pengajaran dan penelitian.
13.  Untuk mengatur dan membimbing pertukaran pendidikan internasional dan kerjasama; merumuskan kebijakan program untuk mahasiswa Cina yang belajar di luar negeri dan mahasiswa asing yang belajar di Cina, program pendidikan bersama oleh lembaga pendidikan Cina dan asing, dan manajemen sekolah untuk anak-anak dari warga negara asing. Untuk merencanakan, mengkoordinasikan dan mengarahkan pekerjaan mempromosikan bahasa Cina di dunia. Untuk melaksanakan kerja sama pendidikan dan pertukaran dengan Hong Kong, Macau dan Taiwan.
14.  Untuk merumuskan pedoman dan kebijakan untuk standarisasi nasional dan promosi bahasa Cina lisan dan tertulis; untuk mengkompilasi menengah dan jangka panjang rencana untuk pengembangan bahasa Cina; untuk merumuskan standar dan kriteria untuk Cina dan bahasa dari kelompok etnis minoritas dan untuk mengatur dan mengkoordinasikan pengawasan dan pemeriksaan pelaksanaan standar dan kriteria; untuk mengarahkan mempopulerkan Mandarin dan pelatihan guru Putonghua.
15.  Untuk mengambil alih pekerjaan penganugerahan gelar akademik; bertanggung jawab atas pelaksanaan sistem conferral untuk gelar akademik; bertanggung jawab untuk pekerjaan terhadap timbal balik internasional di gelar akademik, saling pengakuan gelar akademik dan sebagainya.
16.  Melakukan koordinasi antara departemen Negara dan UNESCO untuk kerjasama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya dan daerah lainnya; untuk mengambil alih penghubung dari departemen Negara dengan Sekretariat UNESCO dan lembaga-lembaga dan organisasi terkait.
17.  Untuk melaksanakan pekerjaan lainnya yang diberikan oleh Dewan Negara.

C. Pendidikan Kewarganegaraan di China
Pendidikan Kewarganegaraan di China sangat erat dan melekat dengan pendidikan moral. Pendidikan moral di China itu sendiri sering dikaitkan dengan kehidupan politik. Seperti yang dinyatakan Wing On Lee dan Chi Hang Ho (2005: 413), istilah ‘pendidikan moral‛ (daode jiaoyu) disebut juga pendidikan politik (sixiang jiaoyu) atau pendidikan politik (zhengzhi jiaoyu) dan atau pendidikan ideopolitik, sehingga kualitas moral bagai dua sisi mata uang yaitu sama kualitasnya dengan kualitas ideomoral dan atau moral-ideopolitik (sixiang zhengzhi suzhi). Tiga istilah tersebut digunakan secara bertukaran dalam literatur pendidikan di Cina.
Pendidikan moral di China difungsikan sebagai sarana sosialisasi politik, selain itu pendidikan moral juga menjadi alat untuk mentransmisikan nilai-nilai ideologi politik. Sasaran dari kegiatan sosialisasi politik tersebut tidak hanya kepada siswa tapi ditujukan juga kepada masyarakat secara luas.
Dalam dokumen yang dikeluarkan oleh Partai Komunis Cina (1988), Notice on Reforming and Strengthening the Moral Education Work in Secondary and Primary Schools, ‛moral education is ideological and political education. It plays an important role in upholding the socialist nature of the school‛ (sebagaimana dikutip Lee dan Ho, 2005: 414).
Berdasarkan dokumen tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan moral merupakan pendidikan ideologi dan politik secara bersamaan. Dengan demikian, perubahan politik mempengaruhi perkembangan pendidikan politik di China. Hal serupa juga berarti bahwa pendidikan moral mencerminkan perubahan politik (Lee dan Ho, 2005: 414).
Wing On Lee (2006:5) menyatakan tentang karakteristik pendidikan kewarganegaraan di negara-negara Asia dapat membantu pemahaman kita terhadap keberadaan pendidikan moral yang menjadi aspek pokok kurikulum pendidikan kewarganegaraan di Cina. Termasuk pendidikan kewarganegaraan di China yang identik dengan istilah pendidikan moral. Sebagaimana dinyatakan oleh Kennedy dan Fairbother (2004, dalam Lee, 2006: 5) bahwa pendidikan kewarganegaraan Asia ditandai oleh konsepsi-konsepsi keutamaan moral dan nilai-nilai personal.
Dalam kasus di China, sebagaimana telah dipaparkan di muka, pendidikan kewarganegaraan merupakan kombinasi dari ‛civic education, moral education, political education and ideological education‛ ( Lee, 2006: 5). 
Dalam sistem pendidikan nasional China ada konsep deyu, yang artinya sama dengan pendidikan moral. Meskipun demikian, Deyu memiliki pengertian lebih luas tidak hanya untuk pendidikan moral, tetapi juga pendidikan ideologis dan politik, termasuk pelajaran hukum, kesehatan (fisik dan mental), pelajaran yang berkaitan dengan bekerja dan banyak kegiatan lainnya untuk pendidikan umum siswa. (Li Ping, Zhong Minghua, Lin Bin dan Zhang Hongjuan, 2004: 449-450).
Pendidikan kewarganegaraan dalam bentuk pendidikan moral di China secara ringkas dapat dilihat kontinum perkembangannya sejak 1949 hingga sejak 1993. Pada periode 1949-1978, pendidikan moral berorientasi politik, yang dalam pelaksanaannya mendasarkan diri kepada Common Framework for Chinese People’s Political Negotiations Partai Komunis Cina. Tugas utama pendidikan moral ketika itu ialah untuk menghancurkan ideologi-ideologi para feodalis, borjuis dan fasis, serta menanamkan keutamaan-keutamaan nasional seperti mencintai tanah air, mencintai rakyat, mencintai buruh, mencintai ilmu, dan mencintai kekayaan publik (CCP 1949 dalam Lee dan Ho, 2005: 419).
Pada periode 1978-1993, secara gradual pendidikan moral menjadi independen dari politik. Pada Pleno Ketiga dari Kongres Nasional Kesebelas (1979), dilahirkan sebuah dokumen ‚Behavioural Code for Primary and Secondary Students‛ (PRCMOE, 1979). Dari dokumen itu, tugas pendidikan moral adalah menanamkan cita-cita, kualitas moral, budaya dan disipilin siswa; afektivitas terhadap tanah air sosialis dan kewirausahaan sosialis; dedikasi terhadap pembangunan Negara; haus ilmu pengetahuan baru; dan kemauan untuk berpikir dan keberanian untuk kreatif.
Pada 1988 pun dilahirkan satu dokumen lainnya, yaitu Outline of Moral Education Secondary School yang diterapkan secara penuh pada 1991. Arti penting dokumen ini ialah bahwa pendidikan moral tidak lagi diembel-embeli dengan kata ’ideologi.’ Pendidikan moral mulai memfokuskan kepada kurikulum kewarganegaraan semata. Dokumenn Outline itu mewajibkan pengajaran materi dan pendekatannya kepada aspek-aspek nilai, sikap dan perilaku (Lee dan Ho, 2005: 419-420). Fokus utama Outline mencakup:
 Sosialisme dan kolektivisme berdasarkan atas patriotisme
 Standar moral dan perilaku siswa,dan
Adopsi sebuah pendekatan motivasional untuk mengembankan kepercayaan diri (self-esteem), kemandirian (self-reliance), dan kekuatan diri siswa (Lee dan Ho,2005: 420)
Pengembangan pendidikan moral sebagai bentuk khas civic education di China, didasarkan kepada sejumlah dokumen-dokumen Partai Komunis China (PKC) dan Pemerintah China itu sendiri. Antara PKC dan Pemerintah China itu sendiri adalah dua sisi sebuah mata uang. PKC dengan Polit Biro-nya merupakan lembaga yang menentukan jalannya pemerintahan di China. Dengan demikian pendidikan moral yang dilaksanakan di China merupakan produk kebijakan lembaga tersebut, yang tentu saja nilai-nilai moral dasarnya mendasarkan diri pada asas dan cita-cita partai yang mendasarkan diri pada Marxisme-Leninisme, ajaran Ketua Mao Zedong, Pikiran Deng Xiaping dan nasionalisme China itu sendiri (Li Ping, Zhong Minghua, Lin Bin dan Zhang Hongjuan, 2004: 459).
Pendidikan nasional China memiliki tujuan-tujuan untuk:
Ø  to understand through local changes the great changes brought about in China by the reform and opening up policy and socialist market economy led by the CPC, and to understand that Marxism-Leninism, Mao Zedong Thought, Deng Xiaoping Theory and `the important thought of The Three Represents' are the guiding ideology in building socialism with Chinese characteristics;
Ø  to understand the Party's basic line on the primary stage of socialism, the country's basic economic and political system at the present stage, and the superiority of the socialist system in producing social wealth and benefiting the people;
Ø  to understand the objectives of building a well-off society in an all-round way and unbalanced social development so as to strengthen the mission sense of building socialist China;
Ø  to understand the country's achievements in science, technology and educational development, to know about the gap between China and developed countries, to understand the realistic meaning of implementing the strategy of promoting the progress of the country with science and technology;
Ø  to know the conditions of the population, resources and environment, to understand the policies of family planning, environmental protection, rational utilization of resources, and to establish long-lasting sustainable development;
Ø  to understand that the development of such a united multiethnic country depends on all the people's solidarity, cooperation, hard work and common development, and
Ø  to learn about the fine tradition of the Chinese nation and carry forward and cultivate the national spirit by one's own deeds, so as to promote socialist spiritual civilization and safeguard national steadiness and ethnic solidarity;
Ø  to understand the developmental trend of the contemporary world, to know the status and function of China in the world, to know the opportunities and challenges facing China, to learn survival skills, to establish global concepts, to maintain world peace;
Ø  to understand the common ideal for all Chinese nationalities and try to work hard in one's career and make a contribution to society ( sebagaimana dikutip Zhan Wansheng dan Ning Wujie, 2004: 523).
Sementara itu, derivasi tujuan pendidikan nasional China dalam kurikulum pendidikan moral adalah bertujuan untuk:
Ø  enhance their moral dispositions;
Ø  help them form healthy psychological traits;
Ø  initiate their legal awareness;
Ø  strengthen their sense of social responsibility and behaviour;
Ø  assist them in the pursuit of higher ideological and ethical standards, over and above observing the basic code of conduct;
Ø  and guide them in carrying forward the national spirit and fostering a common ideal for socialism with Chinese characteristics (dalam Zhan Wansheng dan Ning Wujie, 2004: 519)




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat kita pahami bahwa setiap negara memiliki perbedaan dan karakteristik yang khas dalam menerapkan sistem pendidikannya, tidak terkecuali dengan pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan. Setiap karakteristik yang muncul dalam penerapan pendidikan kewarganegaraan di masing-masing negara itu dipengaruhi oleh latar belakang sejarah, sistem sosial dan sistem politik serta sistem nilai dan budaya yang dianut oleh negara tersebut.
Seperti halnya penerapan pendidikan kewarganegaraan di China, yang begitu khas dan melekat dengan istilah pendidikan moral atau pendidikan politik. Hal-hal tersebut juga sangat dipengaruhi oleh latar belakang sejarah China sebagai sebuah peradaban yang amat besar, serta sistem politik dan sistem budaya yang dianutnya.
Pendidikan kewarganegaraan di China sangat erat kaitannya dengan kehidupan politik, hal tersebut soelah menjadi sebuah keharusan dikarenakan China menganut sistem politik dan pemerintahan yang bersifat otoriter. Sistem politik dan pemerintahan yang bersifat otoriter tersebut dipengaruhi oleh Partai Komunis China yang memiliki program dalam menekankan kepatuhan seluruh warga negara terhadap tujuan dan cita-cita negara China itu sendiri.

Berdasarkan ciri dan karakteristik pendidikan kewarganegaraan di China, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penerapan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Diantaranya adalah pada masa pemerintahan orde baru, dimana pendidikan kewarganegaraan memiliki muatan politik dan ideologi negara yang dilakukan dnegan cara penafsiran sepihak oleh rejim yang sedang berkuasa dan cenederung dipaksakan sehingga pendidikan kewarganegaraan pada masa itu bisa dikatakan sebagai alat sosialisasi politik dan ideologi oleh pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar